A. Kompetensi Inti (KI)
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar KD
1.1 Mensyukuri perwujudan Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
2.1 Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai perwujudan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara.
3.1 Membandingkan antara peristiwa dan dinamika yang terjadi di masyarakat
dengan praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
4.1 Merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang peristiwa dan
dinamika yang terjadi di masyarakat terkait penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
C. Indikator
Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Menunjukkan perilaku gotong royong, disiplin, dan bertanggung jawab dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Mendeskripsikan penerapan Pancasila sebagai dasar negara dari Masa ke Masa. Menceritakan Penerapan Nilai-nilai Pancasila sesuai dengan Perkembangan Zaman. Menampilkan Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan. Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang peran tokoh nasional dalam perwujudan Pancasila sebagai dasar negara. Mendemonstrasikan peran tokoh nasional dalam perwujudan Pancasila sebagai dasar negara.
D. Materi Pembelajaran
PERTEMUAN 1
Materi Pembelajaran pada Bab 1 ini meliputi materi-materi berikut.
1. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa
a. Masa Awal Kemerdekaan (1945 - 1959)
Perjalanan bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara tidak lepas dari berbagai rintangan. Sejak awalkemerdekaan, Pancasila yang dipilih menjadi falsafah hidup bangsa menghadapi berbagai masalah, salah satunya adalah upaya penggantian dasar negara Indonesia tersebut.
Dalam penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada awal kemerdekaan, timbul sejumlah upaya untuk menggantinya dengan ideologi lain. Upaya penggantian Pancasila sebagai dasar negara tersebut tidak hanya berasal dari luar negeri, tetapi juga dari masyarakat Indonesia.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sejumlah upaya untuk mengganti Pancasila pada awal kemerdekaan.
Pemberontakan PKI
Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur, muncul pemberontakan yang dipimpin Muso. Pemberontakan ini memiliki tujuan utama mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis. Artinya, ada upa mengganti dasar negara Pancasila dengan paham komunis. Pada akhirnya, pemberontakan ini dapat digagalkan.
Pemberontakan DI/TII
Pemberontakan yang dipimpin Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo ini ditandai dengan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Kartosuwiryo mendirikan negara tersebut pada tanggal 7 Agustus 1949 dengan tujuan mengganti Pancasila dengan syari'at Islam.
Upaya untuk melawan pemberontakan ini memakan waktu yang cukup lama. Kartosuwiryo bersama para pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
Pemberontakan RMS
Republik Maluku Selatan (RMS) menjadi sebuah gerakan pemberontakan yang dipimpin Christian Robert Steven Soumokil. Ia mendirikan negara RMS pada 25 April 1950 yang meliputi Pulau Seram, Ambon, dan Buru.
RMS Ambon berhasil ditaklukkan militer Indonesia pada November 1950, namun konflik masih berlanjut di wilayah Seram hingga Desember 1963. Kekalahan di Ambon membuat pemerintahan RMS harus mengungsi ke wilayah Seram. Hal ini juga membuat RMS mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966.
Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
Persemesta dipimpin Sjafruddin dan Ventje Sumual pada tahun 1957-1958 di Sumatera dan Sulawesi. Gerakan ini menganggap pemerintah pusat telah melanggar undang-undang dan pemerintahan sentralistis yang maksudnya adalah pembangunan di daerah menjadi terabaikan serta memunculkan ketidakadilan dalam pembangunan. Karena itu, Persemesta muncul dengan tujuan memperbaiki pemerintahan di Indonesia.
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
APRA merupakan milisi yang didirikan Kapten KNIL Raymond Wersterling pada 15 Januari 1949. Wersterling memandang dirinya sebagai "Ratu Adil" yang telah diramalkan akan membebaskan Indonesia dari tirani.
Gerakan ini memiliki tujuan untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara sendiri bagi negara-negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pemberontakan yang dilakukan APRA dimulai pada 23 Januari 1950 dengan mengirimkan serangan dan menduduki kota Bandung serta menguasai markas Staf Divisi Siliwangi.
Perlawanan ini dapat digagalkan dengan usaha APRIS dan Mohamad Hatta yang berhasil melakukan perundingan dengan Komisi Tinggi Belanda. Hal tersebut mempercepat pembubaran RIS dan kembali pada bentuk NKRI pada 17 Agustus 1950.
b. Masa Orde Lama (1959 - 1966)
Saat ini Pancasila masih dalam pencarian bentuk hingga pada akhirnya lahir pada tanggal 1 Juni 1945 pada sidang pertama PPKI. Pada masa ini juga terjadi upaya-upaya penggantian Pancasila dengan ideologi lain seperti yang terjadi pada peristiwa G30S/PKI
c. Masa Orde Baru (1966 - 1998
Masa ini ditandai dengan upaya penerapan Pancasila secara murni. Lembaga kepresidenan mencoba menempatkan dirinya sebagai pusat dan pengontrol seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan, termasuk lembaga kehakiman dan legislasi.
d. Masa Reformasi (1998 - sekarang)
Masa ini ditandai dengan semakin berkurangnya upaya yang mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi lain dan penerapan Pancasila tak lagi seketat Orde Baru. Pancasila kemudian dihadapkan pada beragam tantangan dan dinamika sosial di tengah masyarakat
0 komentar:
Posting Komentar